![]() |
Ketua Umum PB NU KH Said Agil Siraj |
MANUS.ID, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) meminta
untuk pilkada serentak 2020 ditunda. Pasalnya, NU menilai perkembangan wabah
pandemi Covid-19 di Indonesia yang mencapai tingkat darurat.
Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU
melalui Surat Pernyataan sikapnya, Meminta kepada Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk
menunda pelaksanaan tahapan Pilkada serentak tahun 2020 hingga tahap darurat
kesehatan terlewati
Said mengatakan, “ ditengah pandemi covid-19, prioritas
utama Negara dan Pemerintah seharunya adalah mengentaskan krisis kesehatan.
Upaya pengetatan PSBB perlu didukung tanpa mengabaikan
ikhtiar menjaga kelangsungan kehidupan ekonomi masyarakat," Ujarnya,
Minggu (20/09)
Sementara Pilkada serentak Desember 2020 yang dihelat di 9 Provinsi, 224 Kabupaten, dan 37 Kota “ sebagaimana lazimnya perhelatan
politik, momentum pesta demokrasi selalu identik dengan mobilisasi massa.
Kata said, Kendati ada pengetatan
regulasi terkait pengerahan massa, terbukti dalam pendaftaran paslon di berbagai
KPU beberapa waktu lalu, terjadi
konsentrasi massa yang rawan menjadi klaster penularan virus corona,"
Lanjut Said Aqil, Faktanya sejumlah penyelenggara pemilu,
baik di tingkat pusat maupun daerah, serta para calon kontestan Pilkada di
sejumlah daerah positif
terjangkit Covid-19
Untuk
itu pihaknya menyampaikan tiga sikap
Pertama,
Meminta kepada Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia untuk menunda pelaksanaan tahapan Pilkada serentak tahun
2020 hingga tahap darurat kesehatan terlewati.
Kedua, meminta untuk
merealokasikan anggaran Pilkada bagi
penanganan krisis kesehatan dan penguatan jaring
pengaman sosial
Yang terakhir pihaknya juga
perlu
mengingatkan kembali Rekomendasi Konferensi Besar Nahdlatul Ulama tahun 2012 di
Kempek Cirebon Perihal perlunya meninjau ulang pelaksanaan Pilkada yang
banyak menimbulkan madharat berupa politik uang dan politik biaya tinggi
Editor : Ar (Redaksi)